Seminar Bagaimana Berinteraksi Dengan Al-Qur’an – Part 4

Aug 20, 2017 - Featured, Featured on irfront.org, Seminar
Tempat: Heritage Room, Royal Selangor Golf Club, Jalan Kelab Golf off Jalan Tun Razak, Kuala Lumpur
Tarikh: Ahad, 20 Ogos 2017
Masa: 9.30AM-1.00PM

Pembicara:

  1. Professor Dr. Abdul Munir Mulkhan, Guru Besar Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga
    Perspektif Sosiologi Pemahaman al-Qur’an”



  1. Dr Mun’im Sirry, Department of Theology, University of Notre Dame
    Memikirkan Kembali Wahyu al-Qur’an


Anjuran bersama:
Islamic Renaissance Front dan G25
Wahai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu bukti kebenaran dari Tuhanmu, dan telah Kami turunkan kepadamu cahaya yang terang benderang (al-Qur’an)” [Surah an-Nisa’: 74]

Umat Islam pada abad-abad pertama – yang merupakan abad-abad yang paling utama – telah berinteraksi dengan baik terhadap Al Qur’an. Mereka berlaku baik dalam memahaminya, mengetahui tujuan-tujuannya, berlaku baik dalam mengimplementasikannya secara masif dalam kehidupan mereka, dalam bidang-bidang kehidupan yang beragam, serta berlaku baik pula dalam mendakwahkannya.

Contoh yang terbaik dalam hal itu adalah para sahabat. Kehidupan mereka telah diubah oleh al-Qur’an dengan amat drastik dan revolusioner. Al Qur’an telah merubah mereka daripada perilaku-perilaku jahiliyah menuju kesucian Islam, dan mengeluarkan mereka daripada kegelapan ke dalam cahaya. Kemudian mereka diikuti oleh murid-murid mereka dengan baik, untuk selanjutnya murid-murid generasi berikutnya mengikuti murid-murid para sahabat itu dengan baik pula. Melalui mereka itulah Allah telah memberikan petunjuk kepada manusia, membebaskan negeri-negeri, memberikan kedudukan bagi mereka di atas bumi, sehingga mereka kemudian mendirikan negara yang adil dan baik, serta peradaban ilmu dan iman.

Kemudian datang generasi-generasi berikutnya, yang menjadikan Al Qur’an terlupakan, mereka menghafal huruf-hurufnya, namun tidak memperhatikan ajaran-ajarannya. Mereka tidak mampu berinteraksi secara benar dengannya, tidak mengutamakan apa yang menjadi keutamaan al-Qur’an, tidak menganggap besar apa yang dinilai besar oleh al-Qur’an serta tidak menganggap kecil apa yang dinilai kecil oleh al-Qur’an. Di antara merek ada yang beriman dengan sebagiannya, namun kufur dengan sebagiannya lagi, seperti yang dilakukan oleh Bani Israel sebelum mereka terhadap kitab suci mereka.

Mereka tidak mampu berinteraksi secara baik dengan Al Qur’an, seperti yang dikehendaki oleh Allah. Meskipun mereka mengambil berkah dengan membawanya serta menghias dinding-dinding rumah mereka dengan ayat-ayat Al Qur’an, namun mereka lupa bahwa keberkahan itu terdapat dalam mengikuti manhajnya. Seperti difirmankan oleh Allah:

Dan Al Qur’an itu adalah kitab yang Kami turunkan yang diberkati, maka ikutilah dia dan bertakwalah agar kamu diberi rahmat.” [Surah al-An’aam: 155]

Maka tidak ada jalan untuk membangkitkan umat daripada kelemahan, ketertinggalan dan keterpecah-belahan, selain daripada kembali kepada al-Qur’an ini, dengan menjadikannya sebagai panutan dan imam yang diikuti. Dan karena itulah, seminar ini bertujuan untuk merungkai kembali permasalahan utama dalam konteks interaksi dengan al-Qur’an, agar kita dapat kembali menjadi umat pertengahan yang disebut di dalam al-Qur’an.